Saturday, February 5, 2011

Pelajaran Dari Akhir Perjalanan

Seorang sufi pernah menulis didalam bukunya, "Biarlah orang tertawa ketika engkau keluar dari rahim ibumu dan memulai kehidupan ini dengan jeritan tangis. Tetapi buatlah mereka menangis sedangkan engkau tertawa ketika engkau mengakhiri hidupmu di dunia ini, takkala ajal menjemputmu."

Hidup dan mati seseorang memang tidak ada yang bisa memprediksi. Hari ini sehat, besok mayat. Pagi ini normal, siang meninggal. G masih membaca buku yang judulnya "Psikologi Kematian" saat ini. Buku ini yang menakutkan bagi beberapa orang teman, bacaan yang terlalu berat buat teman yang lain but masuk diakal menuturku. Yah mati adalah suatu kepastian dari manusia cepat atau lambat semua manusia pasti akan mengalaminya.

Malam ini setelah sekian lama tidak baca berita, tidak juga nonton berita, g tau tentang kematian salah satu artis yang juga anggota DPR RI Adjie Massaid. Meninggal diusia yang cukup muda, 43 tahun karena serangan jantung. Kematiannya yang mendadak membuat kaget istri dan anak-anaknya pastinya. Aku pernah ada di posisi itu, aku tahu rasanya seperti apa. Tetapi satu yang pasti terlepas dari bagaimana cara dia dipanggil pulang dan apa yang ditinggalkannya.

G merasa dia sudah menyelesaikan pertandingannya. Memang sudah tiba saat kesudahannya dan terpenting lagi dia menyelesaikannya dengan cukup baik. Dalam masa hidupnya yang singkat ( seperempat waktu dari keseluruhan waktu yang dijatahkan oleh Tuhan) di meninggalkan dunia dengan "tawa" kedamaiannya dan membuat orang-orang yang ditinggalkannya menangis sedih.

"Biarlah orang tertawa ketika engkau keluar dari rahim ibumu dan memulai kehidupan ini dengan jeritan tangis. Tetapi buatlah mereka menangis sedangkan engkau tertawa ketika engkau mengakhiri hidupmu di dunia ini, takkala ajal menjemputmu."

1 comment:

Anonymous said...

Tidak kembali?
Ada seorang korban kebiadaban FPI bernama Dominggus. Dia digorok hingga lehernya putus. Lalu dibawa ke RS UKI. Diotopsi,dan dinyatakan tewas. Tapi ternyata Tuhan belum 'menjadualkan' dia untuk mati.
3 hari kemudian sebelum dikubur, dia hidup lagi. Dan sekarang dia sehat bugar melayani Tuhan. Dialah Pdt Dominggus. Puji Tuhan.
*Opa Joe*