Saturday, September 17, 2011

A Little Bit Of Heaven

Well seharusnya saat ini g masih sibuk ngerjain side job(yg sebenernya lagi-bisa dikerjakan sejak kemarin). But somehow ga mood sama sekali. Pweih!! So instead mengerjakan job itu yang ada malah seharian nonton dvd. Again? I know ga seharusnya libur dimanfaatkan dgn nonton seharian tanpa keluar rumah bahkan keluar kamar sama skali tapi gimana yah uda hobi hihihihihihihihi....


Setelah beberapa dvd akhirnya berakhir di film yg judulnya A Little Bit Of Heaven. Ending yang ga enak sih krn setelah serangkaian film yg bikin ketawa tiba-tiba diakhiri film yang berakhir dengan sedih.

Eeeergggh!! I always have a things for death.

Film ini dimulai dengan adegan yg "so call happiness". Marley yg diperankan Hudson adalah perempuan enerjik yg lucu, penggembira, rame yang punya karir yang bagus, wajah cantik dan teman-teman yang setia. Yang kemudian secara tiba-tiba punya kanker usus stadium 4 yang sudah parah dan mustahil untuk disembuhkan (bahkan kemo pun gagal). Saat dia dianastesi dia mengalami kematian sejenak yang membuatnya bertemu Tuhan dalam bentuk Whoopi (eeehm?) yg memberinya 3 permintaan. Dia bisa menjawab 2 permintaan dengan tepat tetapi dia bingung utk menyatakan permintaan ketiga yang mnurut Whoopi (Tuhan dlm wujud Whoopi?Ehhm??) sebenarnya dia inginkan tapi tidak sadari.

Anyway diawal-awalnya Marley tegar menghadapi semuanya bahkan berusaha menutupi penyakitnya dari banyak orang well kecuali teman-teman dekatnya. Bahkan saat dia selalu berusaha menutupi ketakutannya dengan membuat lelucon tentang keadaan dan penyakitnya.

Tapi disatu titik, ketabahan itu jadi bumerang yang membuat dia jadi kasar ke teman-temannya untuk menjauhkan mereka. Mungkin disitu dia masuk tahap kedua dari kesedihan. Well kalian sudah pernah nonton Bucket List? Itu juga pretty good movie. Disitu dibahas tentang stage dalam kesedihan.
1. Denial.
2. Anger
3. Bargaining
4. Depression
5. Acceptance.

Dalam A Little Bit of Heaven, Marley melaluinya dengan cepat dan fun. Pada akhirnya dia menerima semuanya dan melangkah dengan ringan bahkan membantu teman-teman dan orang tuanya untuk mempersiapkan diri. Agaknya jarang saat ini orang yang bisa begitu berbesar hati memikirkan orang lain saat dia sendiri dalam setiap tarikan nafasnya mungkin adalah tarikan nafas terakhir. Atau orang itu memang nyata saat ini teteapi ada dibelahan bumi atau dibelahan kota yang lain.

Well mungkin seperti yang dr.G bilang, " We all dying here." Kadang kala kita berlaku seolah-olah hidup kita abadi. Seolah kita semua tidak akan pernah mati tapi sesungguhnya siapa yang tahu nasib dan hidup anak manusia. With or without cancer toh someday kita semua akan kembali jadi tanah.

Pertanyaannya adalah sudah siapkan kita?

Atau sudah siapkan g?

Note: Dan satu hal yang membuat
jealous adalah Marley punya sahabat-sahabat setia. Marley, I envy you.
Oh ya sementara untuk permintaannya Marley yg ketiga adalah lo nonton aja sendiri masa minta diceritain lagi sih. Ga seru ah! hihihihihihihihhihihi....

No comments: