Grey's Anatomy
G suka nonton film seri khususnya untuk film seri dari luar (bukan sinetron ya...) salah satunya yang disamping ini: Grey's Anatomy.
Kenapa suka? Ya pastinya karena ceritanya menarik. Beberapa bilang terlalu drama untuk cerita dengan latar belakang rumah sakit (sekumpulan dokter2) yeah wat eper lah yang jelas yang paling bikin g tertarik nonton adalah karena g melihat dan menyaksikan bagaimana karakter-karakter masing-masing tokoh tumbuh berkembang dan matang.
Difilm ini g melihat bagaimana karakter Grey, Izzi, Yang, Steve dan Goerge matang. Banyak hal yang menimpa dan akhirnya menempa mereka dalam persahabatan yang mereka jalani selama bersama-sama magang di Seattle Grace Hospital. Grey yang kepahitan -daddy's issue)- akhirnya bisa menerima ayahnya kembali dan memiliki akhirnya menemukan seorang pria yang akhirnya menjadi suaminya (percaya pd laki-laki), Izzi yang punya masa lalu kelam bisa menerima dirinya kembali, Yang yg egois,dingin,individualis dan terobsesi untuk selalu jd yg terbaik bisa memiliki sahabat, Steve yg playboy cap duren tiga bisa memperlakukan perempuan dgn hormat bahkan menikahi seorg perempuan, Gorge yang baik hati menjadi dewasa dan membuat keputusan besar dalam hidupnya. Mereka tumbuh dan matang dalam setiap episodenya. Bukan hanya sekedar drama tetapi drama yang ada mengubah hidup mereka satu demi satu, beda banget sama sinetron kita yang panjang kali lebar tapi karakternya tidak maju-maju.
Membuat g jadi berpikir. Jika hidup g difilmkan apakah karakternya berkembang. Apakah g makin matang ditengah semua persoalan yang harus g jalani? Ataukah hidup g hanya seperti sinetron yang stuck disitu-situ aja tanpa perkembangan berarti? Sekian banyak hal yang terjadi. Orang-orang yang datang dan pergi silih berganti apakah mereka membawa warna dan perubahan ataukah mereka menjadi salah satu penyebab perubahan itu? G ga bisa jawab dengan tepat karena butuh orang ketiga sebagai penonton yang melihat dari sisi lain.
At the end banyak hal juga yg Grey alami. Kesedihan dan kegembiraan yang melebur jadi satu. Mereka bisa tertawa terbahak-bahak saat pemakaman Goerge. Menertawakannya yang meninggal tertabrak bus ketika hendak menyelamatkan orang lain, menertawakan Izzi yang nyaris meninggal karena kanker,menertawakan hal-hal yang sebenarnya tidak pantas untuk ditertawaakan. Tetapi ada saatnya dikala mereka sendirian dan terpisah satu sama lain dan menyadari bahwa salah satu dari mereka telah meninggal, mereka berduka cita dengan cara yang berbeda, mereka menangisi Goerge bersama.
Hari ini g berhubungan kembali dengan salah satu sahabat lama. Kami bercerita banyak hal. Tentang hal-hal yang terlewatkan. Aneh lama tak berhubungan tetapi rasa dekat itu tetap ada mungkin karena kami pernah matang bersama, melalui proses bersama-sama. Dia membantu g melewati masa SMP yang nyaris salah jalan, lebih tepatnya dengan kesabarannya dia mengawal g melewati masa SMP yang penuh dengan jebakan batman. Kenapa g bilang mengawal? Karena dia ga tanpa bosan mengingatkan, menyemangati, menemani, dan memberi arti dalam setiap apapun yang kami lakukan. Hingga menetapkan target untuk g supaya bisa masuk ke SMU favorit, supaya kami bisa sekolah sama-sama lagi. Dan aku tahu tanpa dia mungkin aku ga akan pernah kepikiran untuk itu. Tanpa dia, g juga ga bakal jadi seperti sekarang. Dia dan keluarganya. Papa mamanya yang lembut, saudara-saudaranya yang rame membuat g kurang lebih tahu bagaimana rasanya memiliki saudara perempuan, memiliki papa yang figurnya kuat sekaligus lembut, dan mama yang yah mama. =)
Grey juga tumbuh bersama-sama dengan teman-temannya. Teman-temannya yang dia bawa untuk tinggal bersama di rumah warisan dari orangtuanya. Teman-teman yang tetap bersama-sama saat senang dan susah, sehat dan sakit.
Thanks Ti buat masa-masa SMP dulu... Tanpa kamu ga bakal aku berdiri tegak disini. =)
PS: Apakah aku berubah? Apakah aku menjadi lebih baik sekarang? Apakah aku lebih dewasa dan matang? Semoga... ^^
Kenapa suka? Ya pastinya karena ceritanya menarik. Beberapa bilang terlalu drama untuk cerita dengan latar belakang rumah sakit (sekumpulan dokter2) yeah wat eper lah yang jelas yang paling bikin g tertarik nonton adalah karena g melihat dan menyaksikan bagaimana karakter-karakter masing-masing tokoh tumbuh berkembang dan matang.
Difilm ini g melihat bagaimana karakter Grey, Izzi, Yang, Steve dan Goerge matang. Banyak hal yang menimpa dan akhirnya menempa mereka dalam persahabatan yang mereka jalani selama bersama-sama magang di Seattle Grace Hospital. Grey yang kepahitan -daddy's issue)- akhirnya bisa menerima ayahnya kembali dan memiliki akhirnya menemukan seorang pria yang akhirnya menjadi suaminya (percaya pd laki-laki), Izzi yang punya masa lalu kelam bisa menerima dirinya kembali, Yang yg egois,dingin,individualis dan terobsesi untuk selalu jd yg terbaik bisa memiliki sahabat, Steve yg playboy cap duren tiga bisa memperlakukan perempuan dgn hormat bahkan menikahi seorg perempuan, Gorge yang baik hati menjadi dewasa dan membuat keputusan besar dalam hidupnya. Mereka tumbuh dan matang dalam setiap episodenya. Bukan hanya sekedar drama tetapi drama yang ada mengubah hidup mereka satu demi satu, beda banget sama sinetron kita yang panjang kali lebar tapi karakternya tidak maju-maju.
Membuat g jadi berpikir. Jika hidup g difilmkan apakah karakternya berkembang. Apakah g makin matang ditengah semua persoalan yang harus g jalani? Ataukah hidup g hanya seperti sinetron yang stuck disitu-situ aja tanpa perkembangan berarti? Sekian banyak hal yang terjadi. Orang-orang yang datang dan pergi silih berganti apakah mereka membawa warna dan perubahan ataukah mereka menjadi salah satu penyebab perubahan itu? G ga bisa jawab dengan tepat karena butuh orang ketiga sebagai penonton yang melihat dari sisi lain.
At the end banyak hal juga yg Grey alami. Kesedihan dan kegembiraan yang melebur jadi satu. Mereka bisa tertawa terbahak-bahak saat pemakaman Goerge. Menertawakannya yang meninggal tertabrak bus ketika hendak menyelamatkan orang lain, menertawakan Izzi yang nyaris meninggal karena kanker,menertawakan hal-hal yang sebenarnya tidak pantas untuk ditertawaakan. Tetapi ada saatnya dikala mereka sendirian dan terpisah satu sama lain dan menyadari bahwa salah satu dari mereka telah meninggal, mereka berduka cita dengan cara yang berbeda, mereka menangisi Goerge bersama.
Hari ini g berhubungan kembali dengan salah satu sahabat lama. Kami bercerita banyak hal. Tentang hal-hal yang terlewatkan. Aneh lama tak berhubungan tetapi rasa dekat itu tetap ada mungkin karena kami pernah matang bersama, melalui proses bersama-sama. Dia membantu g melewati masa SMP yang nyaris salah jalan, lebih tepatnya dengan kesabarannya dia mengawal g melewati masa SMP yang penuh dengan jebakan batman. Kenapa g bilang mengawal? Karena dia ga tanpa bosan mengingatkan, menyemangati, menemani, dan memberi arti dalam setiap apapun yang kami lakukan. Hingga menetapkan target untuk g supaya bisa masuk ke SMU favorit, supaya kami bisa sekolah sama-sama lagi. Dan aku tahu tanpa dia mungkin aku ga akan pernah kepikiran untuk itu. Tanpa dia, g juga ga bakal jadi seperti sekarang. Dia dan keluarganya. Papa mamanya yang lembut, saudara-saudaranya yang rame membuat g kurang lebih tahu bagaimana rasanya memiliki saudara perempuan, memiliki papa yang figurnya kuat sekaligus lembut, dan mama yang yah mama. =)
Grey juga tumbuh bersama-sama dengan teman-temannya. Teman-temannya yang dia bawa untuk tinggal bersama di rumah warisan dari orangtuanya. Teman-teman yang tetap bersama-sama saat senang dan susah, sehat dan sakit.
Thanks Ti buat masa-masa SMP dulu... Tanpa kamu ga bakal aku berdiri tegak disini. =)
PS: Apakah aku berubah? Apakah aku menjadi lebih baik sekarang? Apakah aku lebih dewasa dan matang? Semoga... ^^
No comments:
Post a Comment