Tuesday, October 26, 2010

Seven Pounds



Film ini diproduksi tahun 2008 yang mengisahkan tentang rasa bersalah yang besar dari seorang pria atas kematian tunangannya dan 6 orang asing lainnya. Rasa bersalah yang menghantuinya ditambah keadaan fisik adik satu-satunya membuat dia akhirnya mengambil keputusan untuk menolong 7 orang baik lainnya yang dia nilai pantas untuk ditolong hingga terakhir dia memutuskan untuk mengorbankan dirinya untuk menolong dua orang lainnya yang buta sejak lahir dan memiliki cacat jantung bawaan.


Dulu g pernah membahas film ini saat pertama kali nonton dengan sahabat g (dulu). Dia berkali-kali menegaskan bahwa ini film yang sangat bodoh dan tidak mendidik karena menganjurkan orang untuk membunuh diri demi menolong orang lain dan sangat bertentangan dengan perintah Tuhan. Dari segi agama, g tahu kenapa dia bisa bilang begitu karena itu sesuai dengan keyakinannya tapi pada kenyataannya kadang memang tidak segampang itu.

Oh ngga. G ngga menganjurkan kalian untuk bunuh diri demi menolong orang lain. Tetapi kenyataannya kadang kala kita ga bisa tutup mata kalau itu juga terjadi. Kita ga bisa tutup mata dengan kenyataan ada kok orang tua yang rela melakukan apapun bahkan mendonorkan organ tubuhnya demi anaknya walau itu artinya dia akan kehilangan nyawa seperti juga ada anak yang rela mengorbankan dirinya supaya orang tuanya bisa menyambung nyawa.

Saat ini g sering ngobrol dengan temen deket g. Dia sempat mengalami masa-masa yang berat dan panjang disaat mama yang dia kasihi sakit hingga saat meninggalnya. Ga semua orang tau kalo mamanya sudah pergi. Hanya g dan 2 orang lainnya. Dan dia sangat menghindari topik pembicaraan tentang mamanya. Sampai suatu saat mama g sakit dan dia memutuskan untuk menemani g karena dia yakin g butuh temen bicara. Memang saat itu g butuh bicara karena rokok ga bisa diajak bicara.

Dari situ g tau kenapa dia jaga banget soal makanan, kenapa dia ga ngebahas topik pembicaraan tentang mama, kenapa dia sayang sekali sama papa dan adik-adiknya dan cemas dengan kondisi badannya...

dan

dari situ juga g tau andaikan dia bisa bertukar posisi dengan mamanya atau memberikan organ yang dibutuhkan mamanya maka dengan senang hati dia akan memberikan organ tubuhnya untuk mamanya walau itu artinya dia akan kehilangan nyawa.

Mungkin sahabat g (dulu) itu anggap itu tindakan bodoh tapi jika itu memang bisa dilakukan maka g pun ga akan ragu untuk memberikan jantung buat bokap karena g tahu adik-adik dan mama g lebih butuh sosok papa.

Jika ini menyangkut hidup mati anggota keluarga g bahkan sahabat g, g rela...

Tetapi g yakin sekeras apapun kelihatannya, adaikata sahabat (dulu) g itu yg mengalami kejadian seperti g atau temen g itu,
g yakin ga akan sedikit pun dia ragu untuk melakukan hal yang sama.

No comments: