Duduk sendirian dalam suatu acara kadang kala membuat kita bisa punya waktu untuk merenung dan mengamati sekitar. Seperti yang g lakukan saat itu. Duduk sendirian di barisan belakang dan memperhatikan mereka yang ada di depan. Lalu menangkap sebuah tulisan sederhana yang membuat g akhirnya memutuskan untuk memungut kertas itu dan membacanya.
"Dikasihi dan diakui sebagai anak."
Judul yang simple tapi mampu membuat mata g berkaca-kaca. And somehow saat itu g merasa dikasihi, g merasa diakui, g merasa dipeluk dan dihibur dan g tahu. G ngga pernah sendiri.
Kadang kala tidak perlu kata-kata. Hanya penerimaan yang tulus. Kepercayaan buta yang tanpa akhir.
Minggu Siang, 7 Nov 2010.
No comments:
Post a Comment