Thursday, November 11, 2010

Kerjapan Keiklasan Balutan Syukur

gelap melingkup, mengaburkan pandang
mengungkung dan menelikung tiap tapakan kaki
gerak rontak bebaskan diri
membelenggu lebih rapat dan lekat
hingga hampir tiba pada kesudahannya
tangan telah terentang dan siap menyerah

lalu terang itu menelusuk
menembus setiap rapatan gelap
membalut luka dalam kehangatan
memeluk jiwa yang teriris
membelai raga yang terguncang
hingga tenang

dalam setiap tarikan, helaan nafas dan keiklasan
sebanyak kerjapan mata, detak didada
dan balutan syukur dalam kesendirian denyutan
sorakan irama mengalir indah
pun
alunan nada mengiring lembut
membingkai hari dan hati

aku percaya.

hingga masa terhenti dan jiwa terbang...

aku percaya.


(Jakarta, Karawaci)